Dalam beberapa tahun terakhir, Kamboja menjadi salah satu negara yang sering dikaitkan dengan aktivitas judi online. Banyak warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di sana, dan sebagian masyarakat memiliki persepsi bahwa semua WNI yang bekerja di Kamboja terlibat dalam industri perjudian online. Namun, anggapan ini tidak sepenuhnya benar dan perlu dilihat secara lebih objektif.

Kamboja memang dikenal memiliki industri perjudian yang berkembang pesat, termasuk judi online. Beberapa perusahaan di sana secara terang-terangan merekrut tenaga kerja asing, termasuk WNI, untuk bekerja di bidang ini, baik sebagai operator, customer service, maupun teknisi. Namun, tidak semua WNI yang bekerja di Kamboja terlibat dalam perjudian. Banyak di antara mereka bekerja di sektor lain seperti pariwisata, manufaktur, atau perdagangan. Generalisasi bahwa semua WNI di Kamboja terkait judi online tidak adil dan dapat mencemarkan nama baik mereka yang bekerja secara sah di sektor lainnya.

Selain itu, beberapa WNI yang ditemukan bekerja di perusahaan judi online sering kali merupakan korban penipuan atau perdagangan manusia. Mereka awalnya dijanjikan pekerjaan yang berbeda, seperti bekerja di bidang teknologi atau administrasi, tetapi setibanya di Kamboja, mereka dipaksa untuk bekerja di industri judi online dengan ancaman kekerasan atau penahanan. Kasus seperti ini telah mendorong pemerintah Indonesia untuk meningkatkan pengawasan dan perlindungan terhadap WNI yang bekerja di luar negeri.

Penting untuk memahami bahwa tidak semua WNI di Kamboja terlibat dalam judi online. Stereotip semacam ini dapat merugikan mereka yang bekerja secara jujur dan sah di negara tersebut. Pemerintah, baik Indonesia maupun Kamboja, perlu terus berkolaborasi untuk memberantas praktik ilegal seperti perdagangan manusia dan memantau aktivitas perusahaan yang mempekerjakan WNI. Selain itu, masyarakat juga harus lebih kritis dalam menyikapi informasi agar tidak terjebak pada pandangan yang kurang tepat.